Muhamad Rickiyanto

Informatics

College Student

Indraprasta PGRI University

What I Do
UI/UX Design

I must explain to you how all this mistaken idea of edition of denouncing pleasure and praising pain was born, the whole account of the system.

Brand Identity

I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born, the whole account of the system.

Web Design

I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born, the whole account of the system.

Mobile Apps

I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born, the whole account of the system.

Analytics

I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born, the whole account of the system.

Photography

I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born, the whole account of the system.

Recent PGRI

Sejarah PGRI


Revolusi Indonesia telah merubah tatanan kehidupan Bangsa Indonesia termasuk bidang pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam bidang pendidikan tidak hanya yang bersifat mendasar yaitu menyangkut penyesuaian dengan cita-cita dari suatu bangsa dan atau Negara yang baru merdeka. Namun, Panitia Penyelidik Pengajaran yang di ketuai oleh Ki Hadjar Dewantara telah berhasil merumuskan landasan idiil yaitu Pancasila, tujuan pendidikan, sistem sekolah serta kesempatan belajar bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan pada masa revolusi dirumuskan bahwa pendidikan bertujuan mendidik warga negara yang sejati, bersedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk Negara dan Masyarakat. Pada awal kemerdekaan, pendidikan Indonesia lebih menekankan kepada bagaimana menanamkan rasa nasionalisme dan berjiwa patriotisme untuk mempertahankan kemerdekaan.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi pintu gerbang bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita nasionalisme yang selama ini menjadi alat pemersatu para pejuang. Proklamasi juga menjadi pendorong bagi perjuangan guru-guru Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dengan cara mendidik bangsanya agar menjadi manusia yang cerdas dan berpengetahuan sehingga tidak dapat dijajah lagi oleh bangsa asing.

Sejarah Pendidikan Indonesia

Pendidikan Zaman Purba
+ 1500 SM Zaman Neolitik
Animisme Dinamisme
Mata Pencaharian Keluarga
Keterampilan Hidup Survival
Pendidikan Sebelum adanya Sekolah
Pendidikan di Zaman Hindu Kuno
Pengelompokkan Struktur Sosial
Politheisme
Kehidupan Samsara (Perpindahan Jiwa)
Hukum Karma
Pendidikan di Zaman Budha
Derita/Nafsu , 8 Jalan, Samsara ke Nirwana , Brahmana, Mpu, Pertapa , Guru Kraton, Guru Kula, Mondok/ Pengasuhan
Tidak Mengenal Sistem Kasta, Pendidikan Untuk Mengangkat Harkat dan Derajat
Pendidikan Permulaan Masuknya Islam
Jalur Perdagangan dan Para Wali
Pendidikan Berorientasi pada pembinaan Akhlak dan kepatuhan pada Allah melalui ibadah untuk keselamatan (Islam)
Pesantren, Mengenal Buku-buku tulisan Arab dan Melayu/Melayu Arab/Arab Gundul)
Penyelenggara Pendidikan
Kurikulum
Pengguna Jasa
Pendidikan
  1. Pemerintah
  2. Swasta
  1. Barat
  2. Lokal
  1. Kolonial dan Elit Priyayi Pribumi
  2. Masyarakat Pribumi
Persekolahan/Kelas/Tingkatan
Sekolah Modern
Pegawai Belanda
Perpaduan Tradisi Budaya/Sastra Jawa dan Agama
Calistung
Masyarakat
Pendidikan Kolonial  vs Pendidikan Nasional

  1. Menguasai Bahasa pergaulan internasional setidaknya bahasa Belanda atau bahasa asing lainnya vs Sastra Jawa, Arab dan Melayu
  2. Memadukan kurikulum nasional dan internasional vs. Kurikulum Lokal dan Nasional
  3. Mutu guru dan Tenaga kependidikan, Mutu Sarana Prasarana, dan Sumber Belajar, serta Mutu pengelolaan sekolah yang berbeda/timpang

Proklamasi Kemerdekaan RI dan Sejarah PGRI

Proklamasi Kemerdekaan RI dan Sejarah PGRI


A.   Ã˜ Pertemuan 3.

o  Gerakan Guru Pada Masa Perjuangan Kemerdekaan.
Gerakan Guru Pada Masa Belanda.
Semangat kebangsaan Indonesia tercermin dari guru pada masa penjajahan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari lahirnya organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda pada tahun1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda. Organisasi ini merupakan dari guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah.
Pada zaman Belanda bermacam sekolah diperuntukan bagi golongan tertentu, seperti :
a.   Sekolah desa/rakyat (Volkschool) (untuk masyarakat desa).
b.   Sekolah dasar angka II (Tweede Inlandse school) (untuk rakyat biasa di kota-kota).
c.   SD berbahasa Belanda (untuk anak – anak priyayi/pegawai Pem.HB (100 Gulden)).
Gurunya terdapat dari bermacam-macam tamatan guru, yaitu :
a.   Sekolah Guru Desa
b.   Normal School (NS).
c.   Kweek School (KS).
d.   Hogere Kweek School (HKS).
e.   Hollands-Inlandse Kweek School (HIK)
f.   Europese Kweek School (EKS)
g.   Indische Hoofdacte.
Organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda ini berdiri tahun 1912. Lambat laun melalui proses dan semangat perjuangan kemerdekaan, nama organisasi Guru diganti menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Perubahan nama organisasi Guru dengan penegasan “Indonesia” tentu tidak menyenangkan pihak Belanda. Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Gerakan Guru Pada Masa Jepang
Bulan Februari 1942 bala tentara Jepangmenduduki Indonesia. Pemerintah tentara pendudukan Jepang melarang penggunaan bahasaBelanda dan Inggris. Diperintahkannya agardisamping bahasa resmi di sekolah-sekolah dan bahasa Jepang dipelajari dan diajarkan juga. Akantetapi semua perkumpulan atau perserikatandilarang, Termasuk PGI. Sejak itu sekolah-sekolah ditutup.
Setelah waktu dan beberapa kejadian berlalu, akhirnya sekolah-sekolah yang telah lama ditutup di buka kembali. Bahasa Belanda danInggris dilarang diganti dengan pelajaran bahasa Nippon dengan huruf kata kana dan kanji. Untuk bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah Sekolah Dasar diberi nama “ Syo Gakko ”, Sekolah Menengah “ CuGakkoo ” dan Sekolah Tinggi “ Dai Gakkoo ”.
Bulan September 1942 pemerintah Jepang mulai membuka sekolah Menengah Pertama dan Atas, termasuk sekolah - sekolah kejuruan. Guru-guru Indonesia dengan semangat kebangsaan yang tetap bekerja dibawah pemerintahan Jepang. Orang-orang Jepang mempercayai bahwa sumber kemajuan dan kekuatan suatu bangsa adalah pendidikan. Berikut ini adalah kebijakan pemerintahan Jepang terkait pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan di era kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain:
a.   Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan Bahasa Belanda.
b.   Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.

o  Lahirnya PGRI.
Setelah 100 hari proklamasi  pada tanggal 24 – 25 November 1945 pada kongres I pendidikan bangsa yang bertempat di Surakarta lahirlah PGRI. Semua bentuk perpecahan antar kelompok Guru, karena perbedaan ijasah, lingkungan daerah, aliran politik, agama, suku, sepakat dihapuskan. Mereka serentak bersatu, untuk mengisi kemerdekaan dengan 3 tujuan :
a.   Mempertahankan dan menyempurnakan kemerdekaan (PGRI = Organisasi pelopor dan perjuangan).
b.   Mempertinggi TKT pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar kerakyatan (sesuai tupoksiran PGRI).
c.   Membela Hak, Nasib buruh umumnya dan  Guru khususnya sesuai PGRI sebagai wahana meningkatkan perjuangan perbaikan nasib para anggota.
PGRI adalah wahana untuk pejuang, pembangun bangsa, pembimbing putra, pembangun jiwa, dan pencipta kekuatan negara.

o  PGRI Pada Masa Perang Kemerdekaan (1945 – 1949).
Pada tahun ini perjuangan PGRI dititik beratnya melawan NICA-Belanda guna menyelamatkan perang kemerdekaan. Perjuangan Nasional pada tahun 1945 -1949 terfokus pada perjuangan fisik bersenjata. Warga PGRI ikut panggul senjata, PMI, dan penggerak dapur umum untuk mempertahankan kemerdekaan.
Pada tanggal 5 Oktober 1945 didirikan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang bertugas melindungi keamanan rakyat dari provokasi Belanda. Tidak sedikit guru yang menjadi TKR. Pada tanggal 12 November 1945, TKR memilih Kolonel Sudirman sebagai panglima besar dengan pangkat Jendral.
Selanjutnya sejarah perjuangan PGRI dapat dilacak dari kongres yang satu ke kongres berikutnya, yaitu :
A.  Kongres PGRI ke-1 Kongres I PGRI di laksanakan di Surakarta( Solo ) , jawa Tengah pada Tanggal 23-25 November 1945.
B.  Kongres ke II PGRI di adakan di Surakarta (Solo) Jawa Tengah pada Tanggal 21-23 Desember 1946.
C.  Kongres ke III PGRI di adakan di Madiun Jawa Timur pada Tanggal 27-29 Februari 1948.
D.  Kongres ke IV yang berlangsung di Yogyakarta 26-28 februari 1950.
E.  Kongres PGRI ke-5 Diadakan di Bandung pada tanggal 19-24 Desember 1950.
F.  Kongres PGRI ke-6 diadakan di Malang padatanggal 24-30 November 1952.
G.  Kongres PGRI ke-7 diadakan di Semarang 24-1 Desember 1954.
H.  Kongres PGRI ke-8 diadakan di Bandung tahun 1956.

JSN 45 dan PGRI Sebagai Organisasi

JSN 45 dan PGRI Sebagai Organisasi


o  JSN 45.
Nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam kepribadian bangsa melalui gerakan nasional untuk mempersiapkan warga negara (pemimpin yang berkualitas) yang mengemban citra Proklamasi 1945 dan menjadi perekat berbangsa dan bernegara.
a. Jiwa
keadaan batin manusia yang terdiri atas pengenalan (kognitif), perasaan (afektif), kehendak (konasi), dan psikomotorik.
b. Semangat
Suatu keadaan yang mendorong untuk berkehendak yang dating dari dalam diri atau pun dari luar atas dasar ketakwaan.
c. Nilai
Konsep abstrak berupa norma atau moral yang sangat penting dimana mempengaruhi tingkah laku.

Sejarah Perkembangan JSN 45.
Untuk memperoleh gambaran tentang JSN 45 yang berkembang pada setiap zamannya yang dibagi dalam periodisasi sebagai berikut :
1.   Periode I : Masa sebelum Pergerakan Nasional
Pada periode ini beberapa agama yang tersebar seperti: agama Budha, Hindu, Islam dan Kristen yang kemudian dianut oleh penduduk setempat dengan penuh kerukunan. Jiwa, semangat dan nilai – nilai kejuangan sudah mulai timbul yaitu dengan kesadaran harga diri, jiwa yang merdeka, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kerukunan hidup umat beragama serta kepeloporan dan keberanian.
2.    Periode II : Masa Pergerakan Nasional
Rasa harga diri bangsa yang tidak mau dijajah menggugah semangat dan perlawanan seluruh masyarakat terhadap penjajah untuk berusaha merebut kembali kedaulatan dan kehormatan bangsa. Sejak itu timbulah jiwa, semangat dan nilai - nilai kejuangan, nilai harkat dan martabat manusia, jiwa dan semangat kepahlawanan, kesadaran anti penjajah atau penjajahan, kesadaran persatuan dan kesatuan perjuangan.
3.    Periode III : Masa Proklamasi dan Perang Kemerdekaan
Titik kulminasi perjuangan kemerdekaan tercapai dengan Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Lahirnya Negara Republik Indonesia menimbulkan reaksi dari pihak Belanda yang ingin menjajah Indonesia kembali. Hal tersebut menyebabkan bangsa Indonesia kembali mengalami perjuangan yang dahsyat dalam segala bidang baik melalui perjuangan senjata, bidang politik maupun diplomasi. Perjuangan ini melahirkan nilai - nilai operasional yang memperkuat jiwa, semangat dan nilai - nilai kejuangan yang telah ada sebelumnya terutama rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka, semangat untuk berkorban demi tanah air, bangsa dan negara.
4.  Periode IV : Masa Perjuangan Mengisi Kemerdekaan.
Perjuangan masa ini tidak terbatas waktu karena perjuangan bermaksud mencapai tujuan akhir nasional seperti yang tercantum dalam UUD 1945. Dalam periode ini jiwa, semangat dan nilai - nilai kejuangan yang berkembang sebelumnya tetap lestari, yaitu nilai - nilai dasar yang terdapat pada Pancasila, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Nilai Dasar dan Operasional JSN 45
a.   Nilai - nilai dasar dari JSN 45 dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.   Semua nilai yang terdapat dalam setiap Sila dari Pancasila.
2.  Semua nilai yang terdapat dalam Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
3.  Semua nilai yang terdapat dalam Undang - Undang Dasar 1945, baik pembukaan,  batang tubuh, maupun penjelasannya.
b.  Nilai - nilai operasional yaitu nilai - nilai yang lahir dan berkembang dalam perjuangan bangsa Indonesia selama ini dan merupakan dasar yang kokoh dan daya dorong mental spiritual yang kuat dalam setiap tahap perjuangan Bangsa seterusnya untuk mencapai tujuan nasional akhir.
c.   Metode Kelestarian Jiwa, Semangat dan Nilai - nilai 45
1.   Metode pelestarian jiwa, semangat dan nilai - nilai 45.
a)  Metode Edukasi.
b)  Metode Keteladanan.
c)  Metode Informasi dan Komunikasi.
2.   Pola penerapan metode jiwa, semangat dan nilai - nilai 45.
a)  Pendekatan Edukasi.
b)  Pendekatan Keteladanan.
c)  Pendekatan Informasi dan Komunikasi.
3.   Pendekatan Sosialisasi.
4.   Pendekatan jalur Agama.

o  PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan
PGRI merupakan perwujudan wadah bagi para guru untuk selalu berjuang dan berjuang dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan, dan membela hak azasi guru baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan pemangku profesi keguruan. Lewat wadah ini, PGRI berjuang untuk mewujudkan misi hak-hak guru, kesejahteraan guru, dan profesionalitas guru.
Semua perjuangan dilakukan melalui berbagai cara dan bentuk yang konstitusional, prosedural, dan konsepsional dalam memperoleh kehidupan guru yang layak dan sejahtera dalam pergaulan bermasyarakat dan bernegara dengan mengedepankan profesionalitas sebagai tenaga profesi bidang pendidikan.
Prinsip -prinsip Organisasi PGRI.
Segenap pengurus dan anggota PGRI harus memiliki kemurnian perjuangan. Artinya, seluruh pengurus dan anggota PGRI dalam menjalankan kiprah perjuangannya bersungguhsungguh; dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dengan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PGRI serta programprogram kerja PGRI yang telah diputuskan melalui kongres, konferda, konkerda, konfercab, dan konkercab.
Strategi Perjuangan PGRI
Strategi yang harus ditempuh PGRI adalah memahami tantangan yang dihadapi dan melakukan kesiapan dengan mencari jawab terhadap tantangan yang dihadapi dengan mengantisipasi dan beradaptasi terhadap tuntutan perubahan.
o  PGRI Sebagai Organisasi Profesi
“Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen secara eksplisit,
lugas dan jelas bahwa seorang guru harus menjadi angota organisasi profesi guru.”
fungsi PGRI terhadap guru :
a.   Memajukan profesi.
b.  Meningkatkan kompetensi.
c.   Meningkatkan karier.
d.  Meningkatkan Wawasan Kependidikan.
e.  Memberikan Perlindungan Profesi.
f.   Meningkatkan kesejahteraan.
g.   Melaksanakan pengabdian masyarakat.
Tanggung Jawab PGRI Sebagai Organisasi Profesi Terhadap Guru
Tanggung jawab PGRI sebagai organisasi profesi adalah juga ikut serta secara aktif dan konstruktif dalam membangun kesadaran guru untuk melaksanakan kewajiban keprofesional guru.
o  PGRI Sebagai Organisasi Ketenagakerjaan
PGRI merupakan wadah perjuangan tentang Hak.  Hak asasi guru sebagai pekerja, terutama dalam kaitanya dengan kesejahteraan, baik material maupun non material.
HAK Pekerja Terhadap Guru
a.   Hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan,kesehatan.
b.  Hak untuk mengakhiri hubungan kerja
c.   Hak untuk memperoleh perlakukan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia.
Larangan Pekerja Terhadap Guru
a.   Guru/dosen melakukan pelanggaran berat.
b.  Guru/dosen dijerat pidana.
c.   Lembaga pendidikan tutup atau jatuh pailit.
d.  Guru/dosen memasuki masa pensiun.
       e. Guru/dosen melakukan pelanggaran perjanjian kerja bersama.

Sejarah Perjuangan PGRI di Masa Orde Lama

Sejarah Perjuangan PGRI di Masa Orde Lama


o  Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965).
Dekrit Presiden 5 juli 1959 adalah dekret yang dikeluarkan oleh Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno pada 5 Juli 1959. Isi dekrit ini adalah pembubaran konstituante, berlakunya kembali ke UUD 1945, dan pembentukan MPRS , DPAS.
Kongres IX di Surabaya BI Oktober/ November 1959
Soebandri dkk (PKI) melancarkan politik adu domba diantara para peserta kongres. Namun, masih juga belum berhasil. Adu domba pun tetap berlanjut dalam kongres selanjutnya.
Kongres X di Gelora Bung Karno Jakarta Th.1962
PGRI mengalami masa sulit karena terjadinya perpecahan di dalam tubuh PGRI. Periode 1962,  karena timbul “ perpecahan ” dengan dalih “ machtsvorming enmachtsaanwending ” (pembentukan kekuatandan penggunaan kekuatan) oleh “kubu komunis” dan berhasil menunjuk Soepardi dan Goldfried menjadi ketua Panitia Pemilihan PB PGRI, tetapi diketahui peserta bahwa Goldfried adalah tokoh PKI yang ikut membuat selebaran gelap dan fitnah, maka dikeluarkan. Pemilihan berjalan lancar dan “ ME. Subandinata ” terpilih lagi menjadi “ Ketua Umum PB PGRI ”.
Masa 1962 - 1965
Pada masa ini mengalami episode yang sangat pahit karena terjadinya perpecahan yang lebih hebat dibandingkan sebelumnya. Penyebab perpecahan bukan demi kepentingan guru melainkan karena ambisi politik dari luar (PKI). Dengan dalih “MACHTS VORMING EN MACHTS AAN VENDING”, pembentukan kekuatan dan penggunaan kekuatan.
Dukungan PGRI terhadap masuknya PSPN.
Persatuan serikat sekerja Peg. Negeri ke soksi yang diputuskan 12 suara pro dan 2 suara kontra, pada hakekatnya tidak mengubah kekompakan PGRI.
Musy Penegasan PS .
Sebagai dasar Diknas, berlangsung di Jakarta 17 Juli 1963 di Jakarta. Diprakarsai oleh 5 Parpol/400 orang, sebagai reaksi terhadap “ Seminar Pendidikan mengabdi Manipol, yang diadakan di Jakarta Februari 1963. Pelaksana : Lembaga Pendidikan Nasional (PKI).
o  Lahirnya PGRI-NV
Setelah PKI tidak mampu lagi melakukan taktik penyusupan terhadap PGRI. Maka PKI mengubah siasatnya membentuk PGRI tanding (melawan PGRI yang sah) dengan nama : PGRI-NV (Non Vakcentral) Juni 1964 yang dipimpin Subandri, Mujono, Ichwan.
Pemecatan Massal Pejabat Departemen PK 1964.
1.     Diawali pidato inagurasi Dr. Busono Wiwiho, pada rapat pertama majelis pendidikan nasional menyarankan agar panca wardana diisi dengan moral panca cinta.
2.    Prinsip Panca Wardhana :
a)  Perkembangan cinta bangsa dan tanah air, moral nasional/internasional/keagamaan.
b)  Perkembangan kecerdasan.
c)  Perkembangan emosional- artistik atau rasa keharusan dan keindahan lahir dan batin.
d)  Perkembangan keprigelan atau kerajinan tangan.
e)  Perkembangan jasmani.
3.  Panca Cinta :
a)  Cinta Nusa/Bangsa.
b)  Cinta ilmu pengetahuan.
c)  Cinta kerja/rakyat yang bekerja
d)  Cinta perdamaian dan persahabatan antara bangsa.
e)  Cinta orangtua.
4.    Isi pidato tersebut menimbulkan pertentangan dikalangan pendidik.
5.    Polemik makin meruncing, masuk departemen PP dan K. Prof. Dr. Priyono memancing kembali suasana itu pada rapat Dinas 23 Juli 1964. Tartib Prawirodiharjo, meninggalkan rakyat dituduh mengkhianati menteri.
6.    Adanya reorganisasi departemen berdasarkan Keppres 187 dan 188 tahun 1964 menggelisahkan para pejabat.mereka (27 orang) menulis untuk menjernihkan suasana, ditanggapi menteri dengan “Pemberhentian Massal”.
7.    PGRI-NV menyongkong pemberhentian massal tersebut.
8.    Dalam reshufle kabinet Agustus 1964, Presiden Sukarno mengangkat Prof. Dr. Priyono selaku Menko Pk, dan mengangkat Ny. Artati Sudirjo sebagai menteri PDK.
9.    Presiden membentuk panitia negara penyempurnaan sistem pendidikan Panca Wardhana, dengan tugas utama “Menyampaikan pertimbangkan tentang pemecatan massal tersebut. Panitia menyatakan 27 orang tersebut, tidak bersalah.
10. Namun untuk menyelamatkan muka materi, 13 orang bekerja kembali di departemen PK, 14 orang ditampung di mabes TNI-AD dan Depdagri.
11.  Agustus 1966 mereka (14) direhabilitasi dan kembali ke Dep PK.

PGRI Pasca Peristiwa G30S/PKI
Bagi PGRI, periode tahun 1966-1972 merupakan masa perjuangan untuk turut menegakkan Orde Baru, masa konsolidasi dan penataan kembali organisasi serta masa meneruskan dan menyesuaikan misi organisasi secara tegas dan tepat dalam pola pembangunan nasional yang baru.
1.     Masa konsolidasi dan penataan kembali organisasi.
2.    Masa meneruskan / menyesuaikan misi organisasi.
3.    Diperlukan pemimpin, yang :
a)  Berdedikasi.
b)  Kemampuan manajerial (yang mantap).

c)  Pengalaman yang mendukung.
Contact Me

About us

Muhamad Rickiyanto, an Indraprasta PGRI university student Majoring in Information Technology

Sejarah PGRI

Revolusi Indonesia telah merubah tatanan kehidupan Bangsa Indonesia termasuk bidang pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam bidang pendi...

Adress

Vila Pertiwi Depok, Jawa Barat Indonesia.

Contact Us

+(62) 813 8068 7702

Website

mricyan.blogspot.com